Kamis, 24 April 2014

Ini Alasan Manchester United Memecat David Moyes

Seiring hasil memalukan dan memprihatinkan yang sebelumnya terjadi, maka kekalahan dari Everton pada akhir pekan lalu membuat masa depan David Moyes hancur jelang dibukanya jendela transfer musim panas keduanya.

Bagi para petinggi United, Moyes bagaikan orang mati yang masih berdiri selama paling tidak satu bulan.

Tidak dapat dipungkiri apabila hasil-hasil buruk yang diraih – di mana berbagai rekor yang tidak diinginkan di Liga Primer tercipta – menjadi faktor untuk memberhentikan sang manajer yang baru saja menjalani laga ke-51 nya bersama Setan Merah pada akhir pekan kemarin.

Berkali-kali di musim ini Moyes bersedia untuk disalahkan atas performa buruk yang ditunjukkan oleh pasukan tinggalan Sir Alex Ferguson – yang sebelumnya sukses menjadi juara dengan keunggulan 11 poin dan lantas tereliminasi dari semua kompetisi pada akhir Januari.

Sebagaimana wakil kepala eksekutif Ed Woodward yang ikut promosi di musim panas kemarin, maka Moyes pun tak ragu untuk merombak departemen pemandu bakat United selagi berbicara ke publik bahwa hal tersebut tak usah dipermasalahkan, juga ia yang begitu percaya diri bila pemain-pemain baru bisa didatangkan di musim panas.

Budget sebesar £100 juta sudah disiapkan sebagaimana Moyes yang saat konferensi pers selalu menekankan kebutuhan untuk merestrukturisasi klubnya. Rencana pendatangan pemain pun tidaklah main-main, karena paling tidak ada enam pemain kelas dunia di atas 25 tahun, yang awalnya bakal diusahakan kedatangannya. Dari dana yang disiapkan tersebut, £65 juta sudah digunakan untuk mendatangkan Marouane Fellaini dan Juan Mata, serta memberi mega kontrak untuk Wayne Rooney.

Dalam delapan tahun masa kepemilikan keluarga Glazer, transfer rata-rata Ferguson ada di bawah angka £20 juta per musim. Adapun, angka tersebut tak berlaku bagi Moyes, yang menghabiskan banyak pengeluaran melebihi Ferguson di satu musim panas tunggal.

Jika logika tersebut tidak dipermasalahkan oleh pemilik yang kurang begitu berminat dalam sepakbola selain mengutamakan keuntungan ketimbang kesenangan, maka kemampuan untuk menghancurkan laba dari seorang Moyes bisa disebut sebagai biang keladi dalam hilangnya pekerjaan yang dia miliki.

Dari sekian banyak permintaan Moyes sebagai manajer, yang pertama ia lakukan adalah untuk mempertahankan Luis Nani dan mengganjarnya dengan kontrak yang sangat menggiurkan untuk ukuran pemain profesional. Dan kurang dari sebulan jelang musim Liga Primer, Moyes berselisih dengan pemain internasional Portugal itu dan lantas meminta pihak direksi untuk menjualnya. Jika ditotal, maka pria Skotlandia itu hanya memberi Nani enam laga sebagai starter.

Sementara itu, Ashley Young diberi 12 kali kesempatan, Shinji Kagawa 11 dan Javier Hernandez lima sebagaimana mereka tengah berada di masa produktif dalam kariernya. Kesemua pemain itu juga disebut sebagai aset utama di bawah Ferguson. Namun semuanya lantas redup sebagaimana Moyes yang terus memarkir mereka sepanjang musim.

Dalam penanganannya terhadap Rooney, Moyes memberlakukan pendekatan yang berbeda – meski di kala Ferguson berkuasa ia mengkhawatirkan sikap Rooney saat latihan, gaya hidup dan pihak klub yang membuatnya sebagai salah satu olahragawan paling kaya di dunia. Saat Moyes datang, Rooney justru ingin hengkang.

Moyes pun mencoba bersikap baik dengan cara membuatnya merasa istimewa lagi. Namun, ia justru menjadikan Robin van Persie tidak penting, meski di masa Ferguson striker Belanda itu lah yang berjasa dalam menghadirkan gelar juara; selagi Roney yang lantas menjadi fokus utama sebagaimana Moyes yang kemudian mengembalikan status orang Inggris tersebut.

Seperti menjadi jelas bahwa pemain yang bertabrakan dengan keinginan Ferguson dan berbalik arah hingga memenangkan tuntutan perpanjangan kontrak dua kali, sekaligus menjadikannya pemain dengan bayaran termahal, membuat ketidakpuasan terhadap Moyes menguat. Perbincangan di antara pemain senior sendiri diyakini bahwa bos baru mereka tidak memahami esensi dari United sebagai sebuah klub sepakbola – yakni klub lebih besar daripada pemain.

Dalam penanganannya terhadap Rooney, pemilihan pemain, taktik yang terlalu berhati-hati, manajemen pemain dan perkataannya, maka para pemain bisa melihat sisi yang bertentangan dengan apa yang mereka lihat dari seorang Ferguson. Secara bertahap, kegelisahan pun menyelimuti pemain senior – Ryan Giggs menjadi salah satu dari mereka – dan hal itu berbuah konsensus bahwa Moyes adalah sosok yang salah untuk mengisi posisi tersebut. Pada akhirnya, keputusan pun dibuat oleh dewan direksi bahwa pergantian manajer menjadi sangat penting.

Pimpinan United pun memikirkan hal yang sama. Pada bulan Maret, tindakan pencegahan yang masuk akal untuk menggantikan Moyes telah dimulai. Pada akhir bulan itu, perkataan dalam klub adalah bahwa Moyes seperti orang ‘mati’ dan kontrak enam tahunnya yang diberikan keluarga Glazer harus dibayar mahal karena diputus sebelum musim panas.

0 komentar:

Posting Komentar